Rabu, 20 April 2022, Kepala BPS Provinsi Maluku, Asep Riyadi kembali menghadiri Rapat Bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Maluku di lantai 6 Kantor Gubernur Maluku. Rapat Bersama dilakukan dalam upaya mengawal strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif) menjelang hari besar keagamaan Idul Fitri di bulan Mei 2022.
Seluruh OPD teknis yang hadir menyampaikan berbagai strategi 4K termasuk Kepala BPS Provinsi Maluku. “Saat Maret 2022 Kota Ambon sudah mengalami inflasi secara year on year sebesar 4,46 padahal tahun 2021 lalu angka segitu baru terjadi pada akhir tahun”, ujar Asep Riyadi.
Untuk itu TPID perlu memperketat lagi upaya dalam berkoordinasi dan melakukan monitoring evaluasi strategi 4K sehingga bisa menjaga daya beli masyarakat. Selain supply demand, aspek bisnis perlu mendapat perhatian TPID sehingga tidak korbankan daya beli masyarakat. Sistem penjualan dengan satuan lokal (tumpuk & ikat) sebenarnya turut memberatkan daya beli. Sebagai contoh, cabe 1 tumpuk dibeli dengan harga Rp.5.000,- dan bila dikonversikan ke satuan standar (kg), maka harga cabe menjadi Rp. 172.000/kg. Sementara itu harga jual cabe yang dijual dengan satuan standar pada saat yang sama hanya seharga Rp. 120.000/kg, sehingga beban masyarakat bertambah sekitar 40%. Harga pangan lokal (ubi-ubian) juga lebih mahal dibandingkan daerah lain yang tidak potensi ubi-ubian.
Sementara Asisten II Setda Provinsi Maluku yang memimpin rapat menegaskan untuk perlu waspadai kelangkaan bahan pokok seperti gula dan minyak goreng serta memperhatikan harga produsen di tingkat petani sehingga konsumen tidak berat namun petani juga tidak dirugikan.
#malukubpsgoid
#CenterofExcellence
#Maluku_Maju
#Tolak_Gratifikasi
#Menuju_WBK_WBBM